STRATEGI PENGURANGAN DAMPAK LINGKUNGAN

LIMBAH INDUSTRI
Limbahmerupakan buangan atau sisa yang dihasilkan dari suatu proses atau kegiatan dari industri maupun domestik (rumah tangga). Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014, limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan
 Limbah yang mengandung bahan polutan yang memiliki sifat racun
dan berbahaya dikenal dngan limbah B3
  Karakteristik Limbah
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga).
Limbah yang mempunyai karakteristik secara umum sebagai berikut :
1. Berukuran mikro
2. Dinamis
3. Penyebarannya berdampak luas
4. Berdampak jangka panjang (antargenerasi)

Kualitas limbah dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi kualitas limbah adalah sebagai berikut :
1. Volume limbah, banyak sedikitnya limbah  memengaruhi kualitas limbah.
2. Kandungan limbah, kualitas limbah dipengaruhi oleh kandungan bahan pencemar.
3.  Frekuensi pembuangan limbah, pembuangan limbah dengan frekuensi yang sering akan menimbulkan masalah.

1. Karakteristik fisik
a. Zat padat
b. Bau
c. Suhu
d. Warna
e. Kekeruhan

2. Karakteristik kimia
a. Bahan organik
b. BOD (Biologycal Oxygen Demand)
c. DO (Dessolved Oxygen)
d. COD (Chemicial Oxygen Demand)
e. pH (Puissance d'Hydrogen Scale)
f. Logam berat

3. Karakteristik biologi
Karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama air yang dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih
 
Limbah mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a.      Berukuran mikro
Karekteristik ini merupakan karakterisik pada besar kecilnya limbah/ volumenya. Contoh dari limbah yang berukuran mikro atau kecil atau bahkan tidak bias terlihat adalah limbah industri berupa bahan kimia yang tidak terpakai yang di buang tidak sesuai dengan prosedur pembuangan yang dianjurkan.
b.      Dinamis
pencemarannya yang tidak dalam waktu singkat menyebar dan mengakibatkan pencermaran. Biasanya limbah dalam menyerbar di perlukan waktu yang cukup lama dan tidak diketahui dengan hanya melihat saja. Hal ini dikarenakan ukuran limbah yang tidak dapat dilihat.
c.       Berdampak luas (penyebarannya)
Luasnya dampak yang di timbulkan oleh limbah ini merupakan efek dari karakteristik limbah yang berukuran mikro yang tak dapat dilihat dengan mata telanjang. Contoh dari besarnya dampak yang ditimbulkan yaitu adanya istilah “Minamata disease” atau keracunan raksa (Hg) di Jepang yang mengakibatkan nelayan-nelayan mengidap paralis (hilangnya kemampuan untuk bergerak karena kerusakan pada saraf). Kejadian ini terajadi di Teluk Minamata dan Sungai Jintsu karena pencemaran oleh raksa (Hg).
d.      Berdampak  jangka panjang (antar generasi)
Dampak yang ditimbulkan limbah terutama limbah kimia biasanya tidak sekedar berdampak pada orang yang terkena tetapi dapat mengakibatkan turunannya mengalami hal serupa
   Limbah Cair
Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair (PP 82 thn 2001). Jenis-jenis limbah cair dapat digolongkan berdasarkan pada :
Ø  Sifat Fisika dan Sifat Agregat . Keasaman sebagai salah satu contoh sifat limbah dapat diukur dengan menggunakan metoda Titrimetrik
Ø  Parameter Logam, contohnya Arsenik (As) dengan metoda SSA
Ø  Anorganik non Metalik contohnya Amonia (NH3-N) dengan metoda Biru Indofenol
Ø  Organik Agregat contohnya Biological Oxygen Demand (BOD)
Ø  Mikroorganisme contohnya E Coli dengan metoda MPN
Ø  Sifat Khusus contohnya Asam Borat (H3 BO3) dengan metoda Titrimetrik
Ø  Air Laut contohnya Tembaga (Cu) dengan metoda SPR-IDA-SSA
2)      Limbah padat
Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik. Limbah domestik pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempat-tempat umum. Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal, gelas/kaca, organik, bakteri, kulit telur, dll
3)      Limbah gas dan partikel
Polusi udara adalah tercemarnya udara oleh berberapa partikulat zat (limbah) yang mengandung partikel (asap dan jelaga), hidrokarbon, sulfur dioksida, nitrogen oksida, ozon (asap kabut fotokimiawi), karbon monoksida dan timah.
4)      Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia.Yang termasuk limbah B3 antara lain adalah bahan baku yang berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan dan pengolahan khusus. Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila memiliki salah satu atau lebih karakteristik berikut: mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lain-lain, yang bila diuji dengan toksikologi dapat diketahui termasuk limbah B3.
D.    Berdasarkan polimer penyusun mudah dan tidak terdegradasinya menurut Nusa Idaman Said, 2011, limbah dibagi menjadi dua golongan besar:
1)      Limbah yang dapat mengalami perubahan secara alami (degradable waste = mudah terurai), yaitu limbah yang dapat mengalami dekomposisi oleh bakteri dan jamur, seperti daun-daun, sisa makanan, kotoran, dan lain-lain.
2)      Limbah yang tidak atau sangat lambat mengalami perubahan secara alami (nondegradable waste = tidak mudah terurai), misanya plastic, kaca, kaleng, dan sampah sejenisnya.
E.     Berdasarkan sifatnya menurut A. K. Haghi, 2011, limbah terdiri atas enam jenis, yaitu:
1)      Limbah mudah meledak, limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui proses kimia dapat menghasilkan gas dengan suhu tekanan tinggi serta dapat merusak lingkungan.
2)      Limbah mudah terbakar, bahan limbah yang mudah terbakar adalah limbah yang mengandung bahan yang menghasilkan gesekan atau percikan api jika berdekatan dengan api.
3)      Limbah reaktif, limbah reaktif adalah limbah yang memiliki sifat mudah bereaksi dengan oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi dan dapat menyebabkan kebakaran.
4)      Limbah beracun, limbah beracun atau limbah B3 adalah limbah yang mengandung racun berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Limbah ini mengakibatkan kematian jika masuk ke dalam laut.
5)      Limbah korosif adalah limbah yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan dapat membuat logam berkarat.
    Klasifkasi Limbah Industri Kimia
Limbah dapat di klasifikasikan sebagai berikut
A.    Jika didasarkan asalnya, limbah dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1.      Limbah Organik
Limbah ini terdiri atas bahan-bahan yang besifat organik seperti dari kegiatan rumah tangga, kegiatan industri. Limbah ini juga bisa dengan mudah diuraikan melalui proses yang alami. Limbah pertanian berupa sisa tumpahan atau penyemprotan yang berlebihan, misalnya dari pestisida dan herbisida, begitu pula dengan pemupukan yang berlebihan. Limbah ini mempunyai sifat kimia yang setabil sehingga zat tersebut akan mengendap kedalam tanah, dasar sungai, danau, serta laut dan selanjutnya akan mempengaruhi organisme yang hidup didalamnya. Sedangkan limbah rumah tangga dapat berupa padatan seperti kertas, plastik dan lain-lain, dan berupa cairan seperti air cucian, minyak goreng bekasdan lain-lain. Limbah tersebut ada yang mempunyai daya racun yang tinggi misalnya : sisa obat, baterai bekas, dan air aki. Limbah tersebut tergolong (B3) yaitu bahan berbahaya dan beracun, sedangkan limbah air cucian, limbah kamar mandi, dapat mengandung bibit-bibit penyakit atau pencemar biologis seperti bakteri, jamur, virus dan sebagainya.
2.      Limbah Anorganik
Limbah ini terdiri atas limbah industri atau limbah pertambangan. Limbah anorganik berasal dari sumber daya alamyang tidak dapat di uraikan dan tidak dapat diperbaharui. Air limbah industri dapat mengandung berbagai jenis bahan anorganik, zat-zat tersebut adalah :
Ø  Garam anorganik seperti magnesium sulfat, magnesium klorida yang berasal dari kegiatan pertambangan dan industri.
Ø  Asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal dari industri  pengolahan biji logam dan bahan bakar fosil.
Ø  Adapula limbah anorganik yang berasal dari kegiatan rumah tangga seperti botol plastik, botol kaca, tas plastik, kaleng dan aluminium.

Pengolahan Limbah Industri

Mempunyai suatu rencana pengolahan limbah, merupakan suatu syarat yang harus dipunyai oleh setiap pelaku industri. Setiap keuntungan yang didapatkan dari proses industri haruslah dibarengi dengan pengolahan limbah supaya tidak merugikan bagi lingkungan maupun bagi makhluk hidup yang lainnya. Adapun pengolahan limbah ini ada banyak sekali macamnya sesuai dengan masing- masing jenis limbah. Agar lebih jelas, kita akan membahasnya sebagai berikut mengenai pengolahan limbah industri :
  1. Pengolahan limbah padat
Proses industrialisasi memang banyak sekali menimbulkan limbah. salah satu jenis limbah yang dapat dihasilakn dari proses industri adalah limbah yang berbentuk padat. Untuk mengatasi limbah padat cara yang dapat kita lakukan antara lain sebagai berikut:
  • Penimbunan terbuka
Solusi atau pengolahan pertama yang bisa dilakukan pada limbah padat adalah penimbunan terbuka. Limbah padat dibagi menjadi organik dan juga non organik. Limbah padat organik akan lebih baik ditimbun, karena akan diuraikan oleh organisme- organisme pengurai sehingga akan membuat tanah menjadi lebih subur
  • Sanitary landfill
Sanitary landfill ini menggunakan lubang yang sudah dilapisi  dan juga plastik untuk mencegah pembesaran di tanah  dan gas metana yang terbentuk dapat digunakan untuk menghasilkan listrik.
  • Insenerasi
Hasil panas digunakan untuk listrik atau pemanas ruangan.
  • Membuat kompos padat
Seperti halnya penimbunan, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwasannya limbah padat yang bersifat organik akan lebih bermanfaat apabila dibuat menjadi kompos. Kompos ini bisa dijadikan sebagai usaha masyarakat yang sangat bermanfaat bagi banyak orang.
  • Daur ulang
Limbah padat yang bersifat non organik bisa dipilah- pilah kembali. Limbah padat yang masih bisa diproses kembali bisa di daur ulang menjadi barang yang baru atau dibuat barang lain yang bermanfaat atau bernilai jual tinggi. sebagai contoh adalah kerajinan dari barang- barang bekas.
Itulah beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mengatasi keberadaan limbah industri yang berbentuk padat.


  1. Pengolahan limbah cair
Selain limbah padat, industri juga akan menghasilkan limbah cair. Limbah cair penanganannya berbeda dengan limbah padat, tentu saja hal ini karena bentuknya yang berbeda. Untuk limbah cair sendiri, pengolahan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
  • Pengolahan primer dengan proses penyaringan, pengolahan awal, pengendapan dan pengapungan. Pengolahan ini efektif untuk polutan minyak dan juga lemak.
  • Pengolahan sekunder, menggunakan mikroorganisme untuk menguraikan bahan.
  • Pengolahan tersier yang bersifat khusus
  • Desinfeksi
  • Slude treatment atau pengolahan lumpur.
3. Pengolahan limbah gas
Pengolahan limbah gas pada bidang industri dapat dilakukan sebagai berikut:
  1. Mengontrol emisi gas buang
  2. Menghilangkan materi partikulat dari udara pembuangan
  3. Pengolahan limbah B3
Limbah B3 yang sangat berbahaya apabila dibiarkan saja tentu akan menimbulkan dampak yang buruk. Oleh karena itulah kita harus bisa mengolahnya supaya tidak berbahaya. Berikut merupakan pengolahan limbah        B3:
  1. Metode pengolahan secara fisika, kima dan biologi
  2. Metode pembuangan limbah B3, yang terdiri atas sumur dalam/ sumur injeksi, kolam penyimpanan, dan landfill.
Itulah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk pengolahan limbah industri.
Referensi
 https://ilmugeografi.com/geografi-teknik/pengolahan-limbah-industri

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenis Limbah Industri Kertas

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN